Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Hellooww sobat RAZINDO gimana kabarnya??
Mudah-mudahan sehat semua ya, amin. Kali ini gue mau
membagikan sedikit artikel tentang kreativitas dari seorang anak.
Banyak dari orang tua yang tidak berhasil untuk mendidik
anaknya, yang mereka tau adalah mereka menyekolahkan anaknya, dan, sudah.
Mereka menuntut nilai yang bagus dari anaknya, tapi mereka tidak sadar, apa
yang sudah mereka berikan pada anaknya. Buku? Tas? Seragam? Itu bukanlah
sesuatu yang sudah orang tua berikan, akan tetapi itu adalah kewajiban yang
harus dijalankan oleh setiap orang tua yang menyekolahkan anaknya.
Tapi ingat, si anak pun mempunyai hak-hak tertentu. Seperti
perhatian dan kasih sayang misalnya. Banyak orang tua yang mengabaikan hal itu.
Gue berbicara berdasarkan fakta, seperti contoh, ada seorang ibu yang kurang
memperdulikan anaknya sehingga dia tidak mengetahui bakat terpendam yang ada
pada anaknya.
Sebelumnya gue kasih gambaran buat lo semua, orang tua yang
saya maksud ini seperti yang ada di film-film, yang terkadang malah suka
menyiksa anaknya. Dia sangat menyayangi anaknya, hanya saja dia terlalu sibuk
untuk mengetahui bakat terpendam yang dimiliki sang anak. Yang dia tau adalah
sang anak, harus mendapatkan nilai yang bagus dalam setiap mata pelajarannya.
Tapi apa? Sang anak hanya mendapatkan nilai pas-pasan pada hampir setiap mata
pelajarannya. Tapi, disisi lain, dibidang praktek misalnya, yang tidak terlalu
bisa dinilai oleh angka, hanya bisa dinilai oleh mata, dia mempunyai beberapa
bakat-bakat terpendam yang ada pada dirinya.
Anda pernah menonton salah satufil motivasi yang berasal
dari india? Saya lupa judulnya, kalau tidak salah “Tere Zameen”, jadi di film
tersebut mengkisahkan tentang seorang anak yang mempunyai “keterbelakangan
mental”, dia tidak bisa memahami mata pelajaran yang berhubungan dengan eksak.
Dia sering tertukar ketika menuliskan huruf ‘b’ dan ‘d’, angka-angka yang ia lihat selalu terlihat
menari dihadapannya. Semua guru mencemoohnya, bahkan termasuk orang tua nya.
Sampai pada suatu hari, dia bertemu dengan seorang guru yang mampu melihat
kelebihannya, yaitu seni.
Ditangan guru tersebut, sang anak yang seolah menjadi
cemoohan semua orang, kini bisa menjadi seorang yang akhirnya dibanggakan. From
nothing to something.
Hanya sedikit berbeda dengan film tersebut, seorang anak
dibilangan Jakarta Barat, kelurahan Cengkareng tepatnya berhasil membuat sebuah
layangan raksasa, atau biasa disebut layangan ‘koang’ . Memang terlihat sederhana, jika
dibuat oleh orang dewasa yang berumuran sekitar 20 tahun keatas. Tapi, anak ini
berumur sekitar 8-13 tahu. Wow...!!! . It’s amazing boy, for me.
Jadi anak itu dapat membuat layangan ‘koang’ yang berkurang
lebih besar dari dirinya, sendiri. Jangankan untuk anak seumuran itu, bahkan
kita pun yang sekiranya berumur lebih tua dibanding dengannya, belum tentu bisa
membuat layangan seperti itu. Sedangkan dia? Bukan hanya membuatnya saja,
layangan tersebut bisa diterbangkan dan dia bisa menerbangkannya. Bagi anda
yang ingin mencoba membuatnya, silahkan mencoba, dan lihat, apakah layangan
yang anda buat bisa diterbangkan? Apakah anda bisa menerbangkannya? Saya yakin,
sebagian dari anda yang membaca artikel ini tidak semua bisa melakukan hal
tersebut.
So, ini hanya sebagian kecil, dari bukti kreativitas anak
yang terkadang tak kita sadari. Jadi cobalah untuk tidak merubah mindset (pola
pikir) anda, bahwa nilai dalam mata pelajaran adalah hal yang sangat penting.
Masih banyak nilai-nilai yang harus digali dari seorang anak. Jaga lebih lagi anak
atau adik anda, jangan biarkan karna kesibukan anda, anda sampai tidak
mengenali siapa anak anda. Jangan sampai karna kesibukan anda, anda mengubah
anak anda menjadi anak yang bernilai negatif dan banyak melakukan hal-hal yang
negatif.
Okeh, sekian aja dari gue, semoga bermanfaat buat kalian
semua para orang tua ataupun kakak” yang mempunyai adik. Sampai bertemu pada
artikel selanjutnya.
Akhir kata, kalau ada kesalahan dalam penyampaian atau ada
yang kurang berkenan dihati, mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya,
dan silahkan berkomentar dibawah ini. Wabillahi taufik wal hidayat,
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.